Pulang Umroh, Suci dari Dosa Seperti Bayi yang Baru Lahir

Perjalanan umroh yang dilakukan oleh rombongan jemaah maos sholawat dari berbagai daerah, bertepatan dengan bulan maulid Nabi Muhammad SAW. Pengasuh pondok pesantren Walisongo, Gomang, Kabupaten Tuban, KH. KPP Noer Nasroh Hadiningrat menyebutkan umroh pada bulan maulid mendapatkan pahala berlipat ganda, karena para jemaah dapat hormat maulid Nabi dengan lebih dekat serta mengenang atas kelahiran Rosulullah di tanah suci Makkah.

“Komunikasi lebih dekat dengan presiden itu sudah istimewa, bisa masuk istana juga istimewa, seumur hidup dan keturunnya dikenang. Sehingga kalau kita masuk di istananya rosulullah perasaan kita seperti apa dibandingkan perasaaan kita dengan komunikasi dan berziarah dan bersilatruahmi dengan presiden di istana,” tutur KH, Noer Nasroh.

Selain itu barangsiapa yang mendermakan Sebagian dari harta kekayaannya satu dirham maka akan diberikan pahala seperti orang yang sodaqoh berupa bukit emas, sehingga sangat banyak. Sama halnya ketika hart akita gunakan untuk melaksanakan umroh tentu akan bernilai pahala yang sangat banyak.

“Oleh karena itu relatif, nilai hartanya , mutunya, dan nilai keihlasannya untuk bersedekah memiliki bobot masing – masing,” ujarnya.

Pahala yang lain karena umroh yaitu, orang menjadi bersih, suci seperti bayi yang baru lahir dari kandungan yang belum tersentuh dengan noda dan dosa sama sekali.

“Ketika umroh ibarat seperti kain mori belum ada batiknya atau belum ada jahitaanya,” terangnya.

Bahkan dalam melakukan dosa juga diperlukan modal atau tidak gratis, seperti minum minuman keras, juga dibutuhkan uang untuk membeli minuman tersebut.

“Biaya untuk berbuat dosa bisa diakumulasi habisnya berapa, tak sebanding daripada kita menabung hingga bisa melakukan umroh,” tuturnya.

Setelah melaksanakan umroh kali ini, berikutnya berapa tahun lagi kita kembali bisa melaksanakan umroh, sehingga dosa kita kembali dihapuskan lagi setelah menjalankan ibadah umroh di tanah suci.
“Di tanah suci bergabai macam pahala ibadah dilipat gandakan, salah satunya ketika menjalankan sholat, di masjid nabawi seperti sholat selama serratus tahun,” terang

anatar umroh satu dengan umroh selanjutya, dosanya kemudia dihapuskan lagi oleh allah, belum lagi seoerti sholat serratus tahun, ketika ibadah di masjid nawbawai, serta di masjidil haram,” terang KH. KPP Noer Nasroh Hadiningrat.

1 komentar

  1. Design web sangat bagus, bahasa artikel web mudah di cerna, web ini membuat saya mengerti dan paham juga.
    Nara sumber juga jelas memberikan penjelasan.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *