Berawal dari keresahan seorang Muhammad Shodiq, lantaran banyaknya masyarakat di sekitarnya di desa Jatimalang, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban yang mengkonsumsi air kurang higinis, sehingga masyarakat banyak yang batuk dan mengeluh tenggorokan gatal, membuat Muhammad Shodiq berfikir keras. Berkat usaha dan kerja kerasnya Muhammad Shodiq akhirnya berhasil mendirikan produk air kemasan yang ia beri nama sebagai banyu godok.
Muhammad Shodiq menyebut, jika produk banyu godok miliknya merupakan air mineral yang sangat sehat, pasalnya dari proses awalnya sudah bisa diminimalisir dari bakteri dan juga kuman.
“Dari proses awalnya kita harus melalui proses yang panjang, sehingga bisa menghasilkan air yang berkhasiat dan juga sehat,” ujar Muhammad Shodiq.
Meski begitu dalam merintis usahanya ini, Muhammad Shodiq bukan tanpa halangan, lantaran banyak dari masyarakat yang menolak dan mencibir usaha air kemasan yang Bernama banyu godok ini.
“Tantangan yang dihadapi yaitu awal mula pengenalan banyu godok pada masyarakat, mulai dari istilah banyu godok, serta berbagai macam penolakan yang dilakukan masyaraat,” cerita Muhammad Shodiq saat ditemui tim Buletin Maos Sholawat.
Muhammad Shodiq juga memastikan jika air kemasan banyu godok miliknya ini juga telah melalui berbagai proses panjang, serta proses utamanya yaitu digodok, dan dilakukan filterisasi yang memadai hingga 4 kali filterisasi.
“Banyu godok itu prosesnya memang benar – benar digodok, serta melalui proses filter sebanyak 4 kali, bukan melalui proses isi ulang air” terangnya.
Air kemasan bernama banyu godok yang dikelola oleh UD Asshomadiyah, dari awal juga menginginkan agar dapat bermanfaat bagi warga sekitar, terutama dalam sisi ekonomi, sehingga dengan berdirinya banyu godok ini dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar dan juga para santri.
“Prinsip yang saya jalankan ingin mmebuka peluang pekerjaan bagi masyarkat sekitar, dan para santri yang ada disekitar desa ini, sehingga santri dan orang tua yang kurang mampu dapat menghasilkan tambahan dari usaha yang saya jalankan,” ungkapnya.
Muhammad Shodiq dalam memasarkan produknya juga tak pernah memberatkan masyarakat, bahkan masyarakat yang belum memiliki galon, juga bisa meminjam galon yang telah kita sediakan, sehingga masyarakat tak perlu lagi membeli galon.
Di masa pandemi covid 19 kemarin Muhammad Shodiq juga merasa bersyukur lantaran usahanya ini justru semakin ramai, lantaran banyak dari masyarakat yang semakin peduli dengan kondisi kesehatannya, sehingga beralih dari air isi ulang menjadi air godok.
“Untuk satu bulan bisa terjual 500 sampai 600 galon setiap di berbagai masayrakat termasuk santri,” ujarnya.
Para pekerja sendiri, Muhammad Shodiq memilih menerapkan sistem komisi, sehingga masyarakat dan santri yang terlibat dapat merasa memiliki dan bekerja secara professional. Muhammad Shodiq berharap agar nantinya banyu godok dapat terus berkemebang, dan mampu membuka lapangan kerja di daerah lain.
“Semoga banyu godok terus sukses dengan mampu membuka banyak lapangan peerjaan, dan terus berkembang di daerah – daerah lain,” pungkasnya.